Story of Little Toad (1)

Kecupan Putri hanyalah mimpi buat katak kolam kecil
Putri tidak akan tahu ia ada,
Putri tak pernah tahu ada sepasang mata mungil mengawasinya
di tengah kolam suram sunyi.

Selamanya katak hanyalah katak kecil yang tinggal di kolam
Takkan pernah jadi pangeran tampan
karena sebuah kecupan abadi

Haunted

Pernah merasa terancam dengan keberadaan seseorang? Like you suddenly become a prey hunting down by its predator. Like you playing hide-and-seek, which instead of wished to be found, you’d rather want to kept yourself hidden forever from you friend’s seeking.

Saya merasa terancam dengan keberadaan orang ini, entah sejak kapan. Seakan-akan ingin lantai membelah dan menelan saya bulat-bulat. Seakan-akan merasa kalau semua yang saya lakukan akan terlihat salah dan akan dicela habis-habisan. Seakan-akan setiap kata dan tindakan akan berubah menjadi sesuatu yang horrible, sehingga lebih baik diam daripada tertolak.

Don’t get me wrong, i’s not like I hate this person. This person is someone I really adored and cherished. A person I treasured a lot. Orang ini salah satu orang berhati paling baik yang pernah saya kenal. Apa pernah dia mencela saya? Sama sekali tidak. Ilustrasi di atas cuma halusinasi dalam kepala saya yang menggambarkan betapa mengkerutnya mental saya saat berhadapan dengan orang ini, gambaran mental tentang apa yang paling saya takutkan.

This person is like a god to me. Gracious yet scary and merciless”

Saya yang biasanya masa bodo dengan sekeliling tiba-tiba menjadi seperti anak kecil yang memegang rok ibunya karena ketakutan. Saya yang cuek tiba-tiba menjadi orang yang paranoid dengan apa kata orang lain. Saya yang serampangan dan irresponsible tiba-tiba ingin menjadi seorang perfectionist yang takut dicela dan ditolak. Saya jadi bukan saya lagi.

Faith + Trust = Give + Take??


“Kalau saya berikan setia ini buat anda, bukan berarti saya juga menuntut anda untuk setia” - me myself



Manusia itu aneh. Manusia itu serakah, gak ingin rugi. Semua orang di planet bernama bumi ini tahu, kalau konsep utama dalam hubungan sosial adalah paham give-and-take yang sinergis. “You give me something, then I’ll give something equals too”.

Ini yang sering diterapkan dalam interaksi manusia sehari-hari –entah dalam bisnis, pertemanan, cinta, just name every relationships; konsep ini tetap berlaku. Walaupun saya percaya kalau satu-satunya hubungan tanpa konsep give-and-take cuma relasi antara orang tua dan anak.

Jadi apa yang terjadi kalau salah satu pihak berhenti untuk memberi? Naadaa.... the end.

Orang itu baru saja memutuskan (entah sengaja atau tidak) untuk mengakhiri suatu hubungan. How ironic. Well, but that’s the fact. We’re human, jadi haraplah maklum

Sarasvati : "Oh..i never know.. " (Part 1)

Saya kenal Sarasvati dari rekomendasi seorang teman yang mengatakan, "Lagunya serem, bikin merinding. Berasa kayak ada yang ngawasin dari belakang". Penasaran, saya coba download mp3 nya. Dan menurut saya, sama sekali gak seram, malah aransemen dan vokal si Sarasvati yang unik membuat lagu berjudul "story of peter" jadi enak didengar -saya mendengarkannya berkali-kali sepanjang malam, dan masih belum bosan hingga sekarang :P

Karena teman itu, saya makin penasaran dengan Sarasvati. Bukan karena kesan mistisnya, tapi karena lagunya yang easy-listening. Iseng-iseng saat membuka page tentang Sarasvati di sebuah situs jejaring sosial, saya menemukan note ini. Isinya menyentuh dengan bahasa yang biasa-tapi-puitis dan menyentuh hati saat saya mulai membacanya.


Ini link note itu :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=150619838300447 , tapi saya tuliskan ulang untuk teman-teman disini, sekedar untuk sharing sesuatu yang indah :)


"I don't care if you don't wanna know what it is, cause the time just won't stop to understand. im scared..too scared, to believe what i want. Im shy..to shy, to tell the...truth."

Aku mengenalmu selama 10 tahun lamanya, sedetikpun mataku tak pernah berhenti beranjak memandangimu dimanapun kamu berada. Kamu boleh menganggapku mata-mata, ya...tak apa karena memang begitulah aku. Hampir setengah dari hidupku kuhabiskan hanya untuk memataimu, aku tahu siapa saja yang ada di dekatmu dulu atau kini, aku tahu apa yang sedang kamu lakukan kemarin..hari ini...bahkan besok dan besoknya lagi. Kucatat dengan rapih semua tentangmu dalam sebuah agenda yang tak pernah absen dari tas yang selalu kubawa kemanapun aku pergi.

Kamu adalah laki-laki yang dibutuhkan oleh semua orang yang ada di dunia ini, sosokmu bisa berubah-ubah bagai bunglon...kadang kau menjadi ibu bagi adik-adikmu, kadang kau menjadi bapak bagi adik-adikmu, kadang kau menjadi kakak bagi teman-temanmu...bahkan kau bisa menjadi adik yang diidamkan teman-temanmu, lalu kau bisa bertransformasi menjadi seorang idola bagi semua orang...ini yang paling aku tidak suka dari sosokmu. Kenapa harus kamu yang jadi laki-laki hebat dimata semua orang? kenapa tidak hanya aku saja yang menganggapmu hebat?

Sedang aku? aku hanya seorang wanita yang kebetulan duduk disebelahmu saat pertama kali bibirmu mengucapkan kata sapa'an yang tertuju kepadaku, sepertinya kamu merasa kasihan melihat seorang wanita jarang tersenyum berwajah biasa ini duduk di dekatmu seorang diri tanpa satu temanpun. Kamu lantas mengenalkanku pada dunia yang lebih berwarna, dimana bersosialisasi adalah salah satu cara agar duniaku menjadi lebih berwarna. Dulu hidupku abu-abu, setelah mengenalmu...ada warna jingga, hijau tosca, dan biru muda...sebenarnya aku masih ingin menambah tone warna hidupku dengan warna merah cerah, kuning, hijau terang...dan aku berharap, kamu yang menambahkan warna-warna itu.

10 tahun kita saling mengenal, 10 tahun pula aku bergumul dengan perasaan ini. Aku terlihat sangat tenang dan biasa saja. Tapi seandainya kamu punya kemampuan untuk melihat apa yang ada di dalam sini...kamu akan melihat sesuatu yang sebentar lagi akan meledak seperti sebuah gunung yang berada dalam status waspada karena sebentar lagi akan meletus. Kamu selalu tersenyum menatapku, menimbulkan banyak percikan yang membuat gunung di dalam diriku menjadi semakin matang. Tapi yang aku tahu, memang kamu selalu tersenyum seperti itu kepada semua orang, perhatian perhatian kecilmu yang menimbulkan percikan itupun selalu kau bagi pada setiap orang yang mengenalmu. Aku semakin takut dan takut, dan aku malu dianggap wanita tidak tahu diri yang sangat percaya diri kalau perhatianmu itu hanya untukku.

Sampai detik ini masih kucatat semua tentang kamu, entah sampai kapan ini berakhir...lidahku terlalu kaku untuk mengatakan hal yang sejujurnya kepada kamu. Ingin rasanya menunggu lebih lama lagi hingga lidah ini menjadi lentur dan mampu berkata kepada kamu "Maukah kamu mewarnai hidupku?", tapi waktu untukku sangatlah singkat dan tidak bisa diajak kompromi.

Tanganku masih saja mencatat segala hal baru yang kudengar darimu...atau dari mulut orang lain tentang kegiatan-kegiatan yang sedang kamu jalani, mobilku masih saja terparkir di depan laboratorium saat kamu bertugas didalamnya. Aku masih saja memata-mataimu hingga detik ini. Kadang aku berharap agar kamu tiba-tiba datang ke hadapan aku dan bilang "Ijinkan aku mewarnai hidupmu...", tapi sepertinya itu terlalu tinggi untukku.

Aku masih menjadi mata-mata yang terus memataimu, entah sampai kapan akan begini...aku sangat menikmatinya...walaupun kini...ada seorang laki-laki lain yang meminta ijin kepadaku untuk mewarnai hidupku selamanya...dan telah kuanggukkan kepala kepadanya tanda setuju. Biarlah dia mewarnai hidupku dengan warna lain.....hanya kamu yang berhak mewarnai dengan warna merah cerah...kuning..dan hijau terang. Tidak ada yang bisa menggantikan..mu.


Hehehehe, bagus kan?? Tapi ini baru part1 dari the-girl's POV.

Quote "menusuk" dari Cin(T)a


Cina : "Atau kau pindah agama aja?"
Nisa : "Yakin lo masih mau sama gue? Tuhan gue aja berani gue khianatin, apalagi lo"
- taken from Cin(T)a




PS. Teman, jangan cuma melihat quote ini dari satu sisi. Coba deh, lihat dari sudut pandang yang beda, pasti nanti teman temukan suatu kesimpulan yang menarik :)