Melepaskan, Suatu Konsep Pembebasan Hati


“Melepaskan seseorang bukanlah akhir dunia, tapi awal suatu kehidupan” -Anonymous


Pernah mencoba untuk melepaskan sesuatu yang berharga dalam hidup kalian? Saya pernah. Kata melepaskan membuat saya teringat dengan salah satu dialog di drama seri yang pernah saya tonton, kira-kira bunyinya seperti ini, “Kamu baru bisa melepaskan setelah mencoba untuk mempertahankannya. Tanpa usaha itu, bukan melepaskan namanya, tapi membiarkannya pergi”. Ya, saya sudah pernah berusaha untuk mempertahankan apa yang –mungkin saja bisa, menjadi milik saya. Tapi besar usaha yang kita kerahkan untuk mengikat sesuatu itu bukan tidak terbatas. Saya telah berusaha mempertahankannya, namun sayangnya sesuatu itu tidak mau tetap bertahan di sisi saya.

Jadi akhirnya saya menerapkan teori melepaskan ala saya sendiri. Pernah dengar, “untuk mencapai kebahagiaan besar harus mengorbankan banyak kebahagiaan kecil”? Inilah yang telah saya lakukan bertahun silam. Saya korbankan milik saya, kebahagiaan saya, untuk kebahagiaan lain yang lebih besar.

Susah, saya tidak ikhlas pada awalnya. Banyak saat cengeng pada waktu itu. Tapi seiring berjalannya waktu, luka itu makin lama makin mengering dan saat ini, saya sudah bisa tersenyum dan menertawakan apa yang pernah saya lakukan dulu. Indah, tapi bodoh. Sebuah kelakuan konyol dan tolol dari masa lalu saya.

Kadang melepaskan sesuatu itu penting dilakukan, bukan sekedar untuk bahagia orang lain tapi juga untuk bahagia kita. Mungkin awalnya sama sekali bukan bahagia yang kita rasa, tapi lambat laun, akhirnya kita menyadari bahwa Tuhan punya rencana lain. Lewat masa-masa cengeng itu akhirnya kita bisa belajar kalau pengorbanan itu pasti akan berujung manis, bahwa pasti akan ada reward yang lebih besar dibanding bahagia yang pernah kita lepas dulu.

Nah, sudahkah kalian siap untuk melepaskan?

Viva Sahabat

Ada hari-hari yang berat,
ada hari-hari yang sukar,
ada hari-hari yang campur-aduk,
dan ada hari-hari yang tak pernah berakhir.
Tapi ketika keadaan menjadi berat,
saat kamu merasa berkecil hati,
ingatlah selalu kamu masih punya sahabat,
Aku....

Ashley Rice – “ Viva Sahabat”


Puisi di atas adalah isi dari sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh seorang teman yang sangat berarti buat saya. Seorang teman yang sampai kapan pun akan selalu dapat tempat spesial di hati saya. Seorang sahabat dari masa lalu saya yang indah. Seorang shrom dari masa sekolah rendah saya.

SMS itu dikirim tiga tahun lalu. Saat awal persimpangan jalan kami. Saat pada akhirnya takdir sang waktu menggoreskan jarak bernama Laut Jawa di antara kami. Saat sebelum saya berubah menjadi dingin dan rada cuek dengan jarak kami ini. Saya mungkin bukan tipe orang yang bisa menjaga hubungan yang berjarak. Ini kesalahan yang paling saya sesali. Padahal alasannya simpel - si M yang menguasai diri. Rasa Malas yang membuat saya benci untuk sekedar meluangkan waktu membalas pesan singkat dari teman itu -I'm not the texting type, you know.

Jadi beginilah sekarang, kami kadang masih saling bertukar cerita, lewat sebuah situs jejaring sosial. Meski tetap saja tidak intens seperti di masa lalu. Tapi saya tidak menyalahkannya -dan memang bukan salah dia, ini salah saya. Karena sebuah penyakit bernama M yang benar-benar mewabah dalam diri saya.

Saat ini, saya jadi merenungi. Bahwa manusia itu rapuh. Manusia terikat pada suatu batasan bernama jarak dan waktu. Bahwa jarak bisa membuat perasaan berubah. Bahwa waktu bisa memudarkan kenangan akan seseorang. Di satu sisi batasan ini juga menguntungkan -jarak dan waktu bisa mengobati luka dan sakit hati. Tapi pada kasus saya, jarak dan waktu lebih seperti pisau yang menorehkan luka baru dalam diri. Luka karena kehilangan seseorang yang teramat penting. Bukannya saya protes, saya tahu ini salah saya dan ini adalah konsekuensi yang saya dapat dari sebuah khilaf di masa silam.

Jadi apa pesan moral yang saya dapat? Sudah jelas, saya harus belajar untuk lebih menghargai apa yang sudah saya punyai. Bukannya melepaskannya begitu saja tanpa ada usaha untuk tetap mempertahankannya. Saya adalah manusia, dan saya tidak akan membiarkan kejadian sama terjadi untuk kesekian kalinya. Saya bukan keledai dan saya tidak akan jatuh kedua kali di lubang yang sama.


Dear friend, I know you're somewhere, out there

We're still in the same earth

We're still facing the same sky

Still watch the sun rises and fall from east to west

And, where ever you are

Just want you to know, that I missed our ol'days

and most important, I missed you ever since that day

Now the clock has ticked for three years

but Im still missing you

160810



Rhythm of Silence

Aku ingin diam sejenak,
larut dalam kesunyian dan merasakannya.
Lalu bersama angin,
‘kan kucipta rangkaian melodi indah
dan menggaungkannya pada dunia


160810

A Dirty Man Ballad

Aku seorang manusia kotor
diriku penuh kekejian
Kejahatan dan amarah dalam balutan nafsu

Aku seorang manusia rendah,
yang tak lagi membedakan cinta dan dendam, kawan atau lawan

Pikiranku buntu,
tak ada celah bernama kebaikan
hanya benci dan angkara

Aku seorang budak kegelapan
yang memakai topeng kesucian
yang menyembunyikan gelap diriku

Aku telah lama jadi manusia hina
takkan ada jalan pulang
takkan ada pintu lebar tebuka untukku

Pekatku terlalu hitam untuk jadi putih
pikirku terlalu keruh untuk dijernihkan
Jadi disinilah aku,
takkan ada jalan pulang

171210

Jiwa Menanti, Jiwa Berharap

Aku ingin menutup mataku sejenak
lalu biarkan diriku melayang dalam gelap
Agar bila mataku terbuka nanti,
akan ada seleret cahaya pelangi
menembus celah pandangku

Aku ingin melepaskan tanganku
dari ranting-ranting rapuh perdu-belukar
Agar saat kujatuh nanti,
akan ada cabang kokoh pepohonan
yang dapat kuraih

Aku ingin menuangkan cat putih
ke dalam kanvasku yang penuh coretan
Agar suatu saat nanti akan ada sepasang tangan
yang mencipta lukisan indah disana
Entah kapan …

211106

M

saya benci M
bagaimana M dengan bisikannya yang seduktif,
menggerogoti tiap asa dalam ingin,
menguras segala mau dan semangat

saya benci M
karena M membuat saya menyia-nyiakan apa yang saya punya
karena M membuat saya lupa segala penting masa depan

saya benci M
tapi saya tidak akan pernah bisa mengenyahkan M
M ada di separuh saya
M memegang tangan dan otak,
dan separo jantung, juga organ lain dalam tubuh

saya mati kalau M tidak ada

03082010